Rabu, 03 April 2013

POKOK-POKOK AJARAN AGAMA ISLAM


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Aqidah adalah kepercayaan yang sesuai dengan kenyataan yang dapat dikuatkan dengan dalil Aqidah meliputi rukun iman yang enam, yaitu iman kepada Allah, Malaikat, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan qodho dan qodar.
Syari’at adalah suatu jalan hidup yang ditetapkan oleh Allah sebagai patokan hidup setiap muslim. Syariat meliputi ibadah dan mu’amalah.

1.2  Rumusan Masalah
  1. Bagaimanakah aqidah itu ?
  2. Apakah syari’ah itu ? apa saja syari’ah itu di dalam Islam ?

1.3  Tujuan
  1. Menjelaskan aqidah di dalam agama Islam sebagai pokok-pokok ajaran Islam.
  2. Memahami syari’at di dalam agama Islam.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Aqidah
Aqidah secara etiologi adalah ikatan sangkutan. Secara teknis artinya kepercayaan, keyakinan, iman. Aqidah adalah bagian asas atau dasar. Jadi, secara bahasa Aqidah adalah sesuatu yang telah dipercayai / diyakini benar.
Adapun secara terminology menurut Ulama Islam, aqidah ialah kepercayaan yang sesuai dengan kenyataan yang dapat dikuatkan dengan dalil.
Aqidah membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan Allah dan sifat-sifat-Nya, yang berkaitan dengan rasul-rasul-Nya, dan juga yang berkaitan dengan malaikat, kitab-kitab, hari akhir, dan takdir (qodho dan qodar). Hal tersebut terdapat dalam firman Allah Surat Al-Baqarah : 285

Artinya   :   Rasul telah beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadanya oleh Tuhan-Nya dan juga orang-orang yang beriman. Semua mereka telah beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab dan rasul-rasulNya. Kami tidak membedakan salah seorang dari rasul-rasul itu dari lainnya.” (QS. Al-Baqarah : 285)

Dan juga firman Allah dalam Surat Al-Baqarah : 4
 
Artinya   :   “Dan orang-orang yang beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu, dan kepada apa yang diturunkan sebelummu, dan mereka yakin akan adanya hari akhirat.” (QS. Al-Baqarah : 4)


Dan juga firman Allah dalam Surat Al-Baqarah : 49
 
Artinya   : “Sesungguhnya Kami telah menjadikan segala sesuatu dengan kadar (ketentuan).” (QS. Al-Qomar : 49)

Berdasarkan nas-nas yang tersebut diatas dapatlah disimpulkan bahwa rukun iman itu ada 6, yaitu : iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab, iman kepada rasul-rasul, iman kepada hari akhirat, dan iman kepada qadha dan qadar.
  1. Iman Kepada Allah
Bahwa beriman kepada Allah adalah dasar iman. Dari ajaran asas ini timbullah bagian-bagian atau rukun-rukun iman yang lain. Bahwa beriman kepada wujud Allah beriman kepada yang gaib dan beriman kepada yang goib memerlukan dalil-dalil yang rasional untuk membuktikan kebenaran keimanan itu.
Dalil-dalil rasional dalam berbagai bentuknya mengenai wujud Allah telah pernah dibuat orang, terutama para filosofis, dan ini merupakan warisan yang sangat berharga bagi umat beragama.
 Semua dalil itu menunjukkan kesepakatan mereka bahwa Allah itu ada dan Dia adalah Pencipta dan Pengendali alam semesta.
Iman itu pada hakekatnya merupakan karunia Allah yang diberikan kepada orang-orang yang dikehendaki seperti halnya rezeki yang hanya diberikan kepada yang dikehendaki-Nya. Adapun orang-orang yang tidak memperoleh karunia dan hidayah iman itu dan karenanya tidak mengakui wujud Allah sebagai Pencipta alam semesta, maka orang tersebut dipandang sebagai orang kafir. Orang-orang yang seperti ini disebut dalam Al-Qur’an surat al-An’am : 111 dan al-A’raf : 178-179.

Artinya    : “Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu kehadapan mereka niscaya mereka tidak juga beriman, kecuali Allah menghendaki. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. al-An’am : 111)


Artinya    : “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isis neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami, dan mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat dan mereka mempunyai telinga, tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar. Mereka itu seperti binatang, bahkan mereka lebih sesat lagi.” (QS. Al-A’raf : 49)

Al-Qur’an membawa berbagai dalil dan bukti yang pasti dan meyakinkan dalam ayat-ayatnya dan mengajak manusia mempergunakan nalarnya, sehingga dengan itu mereka mengakui adanya Allah dan tidak akan menyembah akan selain-Nya.

  1. Iman Kepada Malaikat
Rukun iman yang kedua adalah beriman kepada Malaikat. Kata malaikat adalah kata jama’ dari kata malak yang berasal dari kata alukah (اَلُوْكَةْ) yang berarti risalah.
Dalam Al-Qur’an terdapat kira-kira 75 ayat yang didalamnya disebut kata “malaikat” dalam berbagai munasabah. Ada yang berkaitan dengan tugasnya, dengan sifat-sifatnya dan hakikatnya. Jumlah malaikat banyak sekali dan hanya Allah yang maha tahu bilangannya, seperti yang tersebut dalam Surat Al-Muddatstsir : 31. Allah berfirman :
 .
Artinya    : “Dan tidak ada yang mengetahui tentara (malaikat) Tuhanmu melainkan Dia sendiri..” (QS. Al-Muddatstsir : 31)

Sifat-sifat malaikat itu ialah :
1.      Malaikat diciptakan Allah dari cahaya (nur)
2.      Malaikat tidak dapat dilihat oleh manusia
3.      Malaikat dapat membentuk diri dalam wujud manusia
4.      Malaikat mempunyai kekuatan yang luar biasa dengan izin Allah
5.      Malaikat senantiasa bertasbih siang dan malam memuji Allah
6.      Malaikat tidak mempunyai hawa nafsu
7.      Malaikat senantiasa tunduk dan patuh sepenuhnya kepada perintah Allah.

Tugas-tugas malaikat itu, antara lain :
1.      Jibril ditugaskan untuk menyampaikan wahyu kepada rasul-rasul-Nya.
2.      Mikail ditugaskan untuk menurunkan hujan dan memberi rizki kepada makhluk.
3.      Israfil ditugaskan untuk meniup sangkakala pada hari akhir.
4.      Izrail ditugaskan untuk mengambil ruh manusia.
5.      Delapan malaikat yang ditugaskan Allah untuk memikul ‘Arasy pada hari akhirat seperti yang disebut dalam surat al-Haaqqah : 17

Artinya   : “Dan malaikat-malaikat berada dipenjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan malaikat memikul ‘Arasy Tuhanmu diatas (kepala) mereka. (QS. Al-Haaqqah : 17)


6.      Ridwan ditugaskan oleh Allah untuk menjaga surga.
7.      Zabaniyah yang diberi tugas oleh Allah untuk menjaga neraka yang jumlahnya sembilan belas malaikat dan diketuai oleh malaikat Malik.
8.      Raqib dan Atid bertugas mencatat amalan manusia.
9.      Munkar dan Nakir bertugas menanyakan orang dalam kuburnya tentang Tuhan, agamanya, nabinya, dan lain-lain.
10.  Para malaikat bertugas meminta ampun kepada Allah bagi orang-orang yang beriman dan berdo’a bagi kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.

  1. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Rukun iman yang ketiga adalah iman kepada kitab-kitab Allah yang telah diturunkan kepada rasul-rasul-Nya. Sumber pengetahuan kita dalam masalah ini adalah kitab suci Al-Qur’an. Didalam kitab suci yang lain yaitu kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud, dan kitab Injil yang diturunkan Allah kepada nabi Isa as, serta dua shuhuf, yaitu shuhuf Ibarahim dan shuhuf Musa. Dan kitab suci terakhir yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad SAW, firman Allah dalam surat Ali ‘Imran : 3

Artinya    :  Dan menurunkan al-kitab (Al-Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya, membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.”                    (QS. Ali ‘Imran : 3)

Al-Qur’an adalah kitab suci yang terakhir yang diturunkan Allah untuk umat manusia sebagai tuntunan dan hidayah dalam kehidupannya didunia ini. Hanya dengan beriman dan berpedoman kepada ajaran          Al-Qur’an, manusia akan senantiasa berada pada jalan yang lurus, jalan yang haq yang menjamin kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. Allah berfirman surat Al-Israa’ : 9

Artinya    :  “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Ali ‘Israa’ : 9)

  1. Iman Kepada Nabi dan Rasul
Iman kepada nabi dan rasul merupakan rukun iman yang ke empat. Didalam buku-buku ilmu tauhid disebutkan bahwa antara Nabi dan Rasul ada perbedaan tugas utama. Para Nabi menerima tuntunan berupa wahyu, akan tetapi tidak mempunyai kewajiban menyampaikan wahyu itu kepada umat manusia. Rasul adalah utusan (Tuhan) yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada umat manusia. Oleh karena itu seorang Rasul adalah Nabi, tetapi seorang Nabi belum tentu rasul.
Ada pendapat dari hasbi Ash Shiddieqy yang dikutip (Nasruddin Razak, 1977 : 44 ) jumlah para rasul yang pernah diutus Tuhan untuk memimpin manusia 313 orang sedang jumlah para Nabi 124.000 orang.
Dalam hubungan dengan “Iman kepada Rasul” perlu dijelaskan hal-hal berikut ini :
a.       Nubuwwah (نُبُوَّةٌ)
Kata ini berasal dari kata naba’ (نَبَاءٌ) yang berarti “kabar” atau “berita”. Dalam pengertian syara’, nubuwwah adalah pemilihan atau penentuan Allah akan seseorang hamba-Nya untuk diturunkan wahyu kepadanya. Jadi, Nabi adalah seorang pilihan Allah untuk diturunkan wahyu kepadanya. 


b.      Risalah (رِسَالَةُ)
Dari segi lughat, kata ini berarti “memberi arahan dengan suatu tugas atau perintah”. Dalam pengertian syara’ kata ini berarti “pemberian tugas atau perintah oleh Allah kepada seorang Nabi untuk menyampaikan wahyu atau syari’at-Nya kepada manusia.” Jadi, Rasul adalah seorang Nabi yang ditugaskan Allah untuk menyampaikan wahyu atau firman-Nya kepada umat manusia.

  1. Iman Kepada Hari Akhirat dan Pertanggung Jawaban Manusia di Akhirat
Rukun iman yang kelima adalah keyakinan kepada hari akhirat. Keyakinan ini sangat penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainnya, sebab tanpa mempercayai hari akhirat sama halnya dengan orang tidak mempecayai agama Islam.
Menurut Abul A’la Maududi (Altaf Gauhar, 1983 : 13), manusia tidak dilepaskan begitu saja ke dunia ini sebagai binatang yang tidak bertanggung jawab. Ia bertanggung jawab atas segala perbuatannya dan harus mempertanggung jawabkan perbuatannya itu kepada Allah.
Iman kepada hasri akhirat membuat manusia terbagi ke dalam tiga kategori. Pertama, manusia yang tidak percaya kepada hari akhirat dan memandang kehidupan didunia ini sebagai satu-satunya kehidupan. Kedua, manusia yang tidak menyangkal hari akhirat, tetapi bergantung kepada campur tangan atau bantuan pihak lain untuk mensucikan diri dan menebus dosa-dosanya. Ketiga, manusia-manusia yang yakin pada hari akhirat sebagaimana diterangkan dalam ajaran Islam.

  1. Iman Kepada Qadha dan Qadar
Yang dimaksud dengan qadha dan qadar ialah kehendak Allah yang azali menciptakan sesuatu dalam bentuk tertentu (qadha) kemudian Allah menjadikannya dalam wujud nyata yang konkrit sesuai dengan kehendak yang azali itu (qadar). Sebagian ulama menyatakan bahwa qadar ialah ketentuan Allah dalam azali dan qadha ialah pelaksanaannya dalam kenyataan ini.
Firman Allah dalam surat al-Qomar : 49 dan al-Furqan ; 2

Artinya    :  Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut qadar.” (QS. Al-Qomar : 49)

Artinya    :  Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukuran (qadar) dengan serapi-rapinya.” (QS. Al-Furqon : 2)

2.2 Syariat
Perkataan syari’at (syari’ah) (dalam bahasa arab) berasal dari kata syari’, secara harfiah berarti jalan yang harus dilalui oleh setiap muslim.
Syari’at adalah suatu jalan hidup yang ditetapkan oleh Allah sebagai patokan hidup setiap muslim.
Secara sederhana hukum syari’at adalah semua ketentuan hukum yang disebut langsung oleh Allah melalui firman-Nya dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW.
Pembagian hukum syari’at Islam berdasarkan kerangka dasar agama Islam.
a.       Ibadah (Rukun Islam)
-         Syahadat
-         Sholat
-         Zakat
-         Puasa
-         Haji
b.      Mu’amalah
-         Hukum
-         Pendidikan
-         Politik
-         Ekonomi
-         Keluarga
-         Sosial
-         Budaya
-         Filsafat



BAB III
PENUTUP


3.1    Kesimpulan

v  Aqidah adalah sesuatu yang diyakini (iman) kebenarannya sesuai dengan dalil / firman Allah SWT.
Aqidah meliputi rukun iman yang enam :
1.      Iman kepada Allah SWT
2.      Iman kepada kitab-kitab
3.      Iman kepada rasul-rasul
4.      Iman kepada hari akhir
5.      Iman kepada ketentuan dan ketetapan (qadha dan qadar)

v  Syari’at adalah suatu jalan yang harus dilalui oleh setiap muslim berdasarkan apa yang ditetapkan hukum syari’at.
Syari’at dibagi menjadi 2, yaitu :
1.      Ibadah
2.      Mu’amalah



DAFTAR PUSTAKA


Ali, Muhammad Daud. 2002. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Daudy, Ahmad. 1997. Kuliah Aqidah Islam. Jakarta : PT. Bulan Bintang

Zaini, Syahminan. 1983. Kuliah Aqidah Islam. Surabaya : PT. Al-Ikhlas