Jumat, 22 Februari 2013

Makalah Filsafat Ilmu


MAKALAH
PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN







Dosen Pengampu :
Drs . Anis Bachtiar

Disusun Oleh :
1.      Jannatun Nadhifa
2.      Indah Fatimatuzzahroh
3.      Khoirotul Waqiah

JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2011
KATA PENGANTAR


            Puji syukur alhamdulillah kepada allah yang maha pengasih lagi maha penyayang atas segala rahmat dan berkah-nya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN”
Sholawat dan salam tak lupa penulis ucapkan kepada baginda nabi muhammad saw yang telah menunjukkan kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Tak ada gading yang tak retak,penulis menyadari masih banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan dalam pembuatan makalah ini.penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif bagi pengembangan dan kesempurnaan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan,acuan serta manfaat kepada kita semua.amin......


Jombang,  5 Maret 2011
                                                                                                  
                                                                                                   Penulis











DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan masalah
1.3  Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
            2.1 Pengertian Pengertian
            2.2 Pengertian Ilmu Pengetahuan
            2.3 Persamaan dan Perbedaan Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
            2.4 Obyek dan Sudut Pandang Ilmu Pengetahuan
            2.5 Pembagian Ilmu Pengetahuan
            2.6 Sifat-sifat Ilmu Pengetahuan
            2.7 Fungsi Ilmu Pengetahuan
            2.8 Metode Ilmu Pengetahuan
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
                                                     
1.1      Latar Belakang
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut. Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman.
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
·             Pendidikan
·             Media
·             Keterpaparan informsi
Ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum sebab-akibat dalam suatu golongan masalah yang sama sifatnya, baik menurut kedudukannya (apabila dilihat dari luar), maupun menurut hubungannya (jika dilihat dari dalam).Ilmu pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan yang rasional, sistematik, logik dan konsisten. Hasilnya dari ilmu pengetahuan dapat dibuktikan melalui percobaan yang  transparan dan objektif. Ilmu pengetahuan mempunyai spektrum yang sifatnya supermakro, makro dan mikro.
1.2                   Rumusan Masalah
a.           Apakah pengetahuan itu?
b.          Apakah ilmu pengetahuan itu ?
c.           Bagaimana persamaan dan perbedaan pengetahuan dan ilmu pengetahuan ?
d.          Bagaimana objek dan sudut pandang ilmu pengetahuan itu ?
e.           Sebutkan pembagian ilmu pengetahuan ?
f.           Bagaimana sifat-sifat ilmu pengetahuan itu ?
g.          Apa fungsi ilmu pengetahuan ?
h.          Apa saja metode ilmu pengetahuan ?
1.3                   Tujuan
·             Untuk mengetahui pengertian pengetahuan,
·             Untuk mengetahui pengertian ilmu pengetahuan,
·             Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan pengetahuan dan ilmu
        pengetahuan,
·             Untuk bisa memahami objek dan sudut pandang ilmu pengetahuan itu,
·             Untuk mengetahui pembagian ilmu pengetahuan
·             Untuk mengetahui sifat-sifat ilmu pengetahuan,
·             Untuk mengetahui fungsi ilmu pengetahuan.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1                   Pengertian Pengetahuan
            Menurut Dr. Mj. Langeveld, Guru Besar di “Rijk Universiteit” Utrecht, pengetahuan adalah kesatuan subjek yang mematuhi dan objek yang diketahui.
Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Drs . Sidi Gazalba, mengemukakan bahwa pengetahuan ialah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari pada ; kenal, sadar,insyaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu semua milik atau isi pikiran. Orang pragmatis, terutama John Dewey tidak membedakan antara pengetahuan dan kebenaran. Jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi.
Beranjak daripada pengetahuan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah pengetahuan. Maka didalam kehidupannya manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran.
Ada beberapa pengetahuan yang dimiliki manusia, yaitu :
a.       Pengetahuan Biasa ( common sense )
b.      Pengetahuan Ilmu ( science )
c.       Pengetahuan Filsafat.
d.      Pengetahuan Realigi.
2.2               Pengertian Ilmu Pengetahuan
Menurut Harold H. Titus, Ilmu ( science ) diartikan sebagai common sense yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan pendekatan terhadap benda – benda atau peristiwa – peristiwa dengan menggunakan metode – metode observasi, yang teliti dan kritis.Menurut Prof. Dr . Mohammad Hatta, tiap – tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya maupun menurut bangunannya dari dalam.Jadi, ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu ( objek / lapangan ) , yang merupakan kesatuan yang sistematis yang dapat dipertanggung jawabkan sebab – sebab hal/kejadian itu.Ilmu pengetahuan mencari sebab akibat ( kausalitas ) , mencoba menentukan mengapa sesungguhnya kejadian – kejadian itu memang demikianlah adanya.
A.    HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren (“bertalian”) tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan. Antara definisi filsafat dan ilmu pengetahuan memang hampir mirip namun kalau kita menyimak bahwa di dalam definisi ilmu pengetahuan lebih menyoroti kenyataan tertentu yang menjadi kompetensi bidang ilmu pengetahuan masing-masing, sedangkan filsafat lebih merefleksikan kenyataan secara umum yang belum dibicarakan di dalam ilmu pengetahuan (Muntasyir&Munir,2000: 10). Walaupun demikian, ilmu pengetahuan tetap berasal dari filsafat sebagai induk dari semua ilmu pengetahuan yang berdasarkan kekaguman atau keheranan yang mendorong rasa ingin tahu untuk menyelidikinya, kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan.Wibisono (1997: x) pada Artikel kunci “Gagasan Strategik Tentang Kultur Keilmuan Pada Pendidikan Tinggi”, yang mengambil pendapat H.J. Pos, beliau menandaskan bahwa abad ke-19 dan 20, dan bahkan sampai sekarang, diidentifikasi sebagai suatu abad yang ditandai oleh dominasinya peran ilmu pengetahuan dalam kehidupan umat manusia.Dominasi ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia memang tidak dapat dipungkiri. Betapa tidak, dominasi ini paling kurang membawa pengaruh dan manfaat bagi manusia, atau justru berpengaruh negatif dan membawa malapetaka. Seperti yang diungkapkan oleh Ridwan Ahmad Syukri (1997: 18-19), ilmu yang berorientasi pada kepentingan pragmatis, orientasi duniawi, atau mengesampingkan yang transenden, akan membawa malapetaka bagi kemanusiaan pada umumnya. Ilmu dinilai bukan karena dirinya sendiri, tetapi nilai ilmu pengetahuan berada dalam kesanggupannya membuat kehidupan lebih bernilai dan memberikan kebahagiaan, demi kebutuhan untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan manusia, maka bentuk ilmu itu memberikan kemanfaatan.Selanjutnya, dalam bukunya yang berjudul Epistemologi Dasar, J. Sudarminta mengatakan bahwa ciri-ciri hakiki pengetahuan manusia yaitu:
  1. kepastian mutlak tentang kebenaran segala pengetahuan kita memang tidak mungkin, sebab manusia adalah makhluk contingent dan fallible. Tetapi ini tidak berarti bahwa semua pengetahuan manusia pantas dan perlu dipergunakan kebenarannya. Maka, skeptisisme mutlak pantas ditolak.
  2. subjek berperan aktif dalam kegiatan mengetahui dan tidak hanya bersifat pasif menerima serta melaporkan objek apa adanya. Tetapi ini tidak berarti bahwa pengetahuan manusia melulu bersifat subjektif. Maka, subjektivisme radikal juga pantas disangkal.
  3. pengetahuan manusia memang bersifat relasional dan kontekstual, tetapi itu tidak berarti bahwa objektivitas dan universalitas pengetahuan menjadi tidak mungkin. Menurut Sudarminta (2002: 60) pelbagai bentuk relativisme ilmu pengetahuan, walaupun punya sumbangan yang berharga, merupakan suatu pandangan tentang pengetahuan yang tidak bisa diterima
B.      DASAR-DASAR ILMU PENGETAHUAN
1.      Aristoteles mengawali metafisikanya dengan pernyataan “setiap manusia dari kodratnya ingin tahu”. Tetapi jauh sebelum Aristoteles, Socrates mengatakan hal yang nampaknnya bertentangan dengan ungkapan Aristoteles tersebut, yaitu bahwa tidak ada seorang manusia pun yang mempunyai pengetahuan (Hadi, 1994: 13). Kontradiktif ini tidak perlu diperdebatkan. Sebab menurut Plato bahwa filsafat dimulai dengan rasa kagum. Kekaguman filosofis ini bukanlah kekaguman akan hal-hal yang rumit, canggih atau kompleks, tetapi justru kekaguman akan sesuatu yang sederhana yang tampaknya jelas dalam pengalaman sehari-hari.
2.      Hadi (1994: 14-15) menyatakan kekaguman dalam hal ini adalah mempertanyakan hal-hal yang ada dihadakan kita, yang dalam anggapan umum dianggap telah diketahui. Oleh karena itu seseorang harus tahu apa yang dicarinya dan berusaha untuk menemukan apa yang dicari tersebut, demikian menurut Plato.
Pengetahuan filosofis ingin menarik diri dari apa yang dianggap sebagai kejelasan umum untuk kembali ke dalam sesuatu yang eksistensial dalam keadaan aslinya. Karenanya, seorang filsuf tidak ada henti-hentinya bertanya. Pernyataan Socrates dan Aristoteles terkesan bertentangan, padahal sebenarnya tidak. Menurut Aristoteles, semua orang dari kodratnya ingin tahu, dan langkah pertama untuk mencapai pengetahuan itu adalah kesadaran socrates bahwa tidak ada seorang pun yang sudah tahu. Untuk mencapai pengetahuan, Bernard Paduska&R. Turman Sirait ( 1997: 5), seseorang harus sadar bahwa ia “belum tahu” dan karena itu ia “ingin tahu”. Dalam redaksi berbeda, namun dapat disetir menjadi satu makna, bahwa menurut filsafat eksistensialisme anda adalah anda karena anda menghendaki demikian.
Dengan uraian di atas, kita dapat melihat adanya dua macam bentuk pengetahuan, yaitu pengetahuan harian atau penggetahuan biasa (common sense) dan pengetahuan ilmiah. Dalam filsafat, pengetahuan biasa sering dianggap sebagai pengetahuan inderawi, sedangkan pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan berdasarkan akal budi (intelektif).
Korelasi pengetahuan indrawi dan pengetahuan intelektif membentuk dasar dalam perkembangan ilmu pengetahuan secara global. Sejarahnya telah terukir, betapa dua konsep dasar ini menjadi cikal-bakal yang meletakkan dasar konsep ilmiah. Keilmuan yang ilmiah dapat lahir dari pengamatan yang mendalam tentang semua objek, tetapi juga dasar ilmiah dapat dibangun dari perenungan yang jernih dan mendalam, terukur dan dapat dianalisa, sistematis serta dapat dipelajari, itulah sebagian konsep ilmiah.
Socrates adalah tokoh yang sangat diperhitungkan, meskipun ia tidak secara langsung bicara tentang kebenaran ilmiah. Ketika itu Socrates berhadapan dengan kaum sofis. Filsafat Socrates bahkan sering disebut sebagai reaksi terhadap kaum sofis. Bagi Socrates, kebenaran objektif itu ada, dan bukan hal yang berbau teoritis tapi hidup praktis. Menurutnya, tidak sembarang tingkah laku disebut baik, ada kelakuan yang baik dan ada kelakuan yang kurang baik; ada tindakan yang pantas dan ada tindakan yang jelek. Dengan ini socrates meletakkan dasar berkembangnya gagasan tentang adanya kebenaran, kemudian dilanjutkan dengan oleh Plato. Bagi Plato kebenaran adalah sesuatu yang terdapat pada apa yang dikenal, atau pada apa yang dikejar untuk dikenal . Hal ini sesuai dengan ajaran Plato mengenai idea-idea, bahwa realitas yang sesungguhnya berada didalam dunia idea sedangkan realitas inderawi hanyalah bayang-bayang (Bertens K, 1991: 110-111).
Menurut Wibisono dalam makalahnya mengatakan, Sejalan dengan perkembangan filsafat, ilmu pengetahuan pun berkembang dengan pesatnya. Dalam perjalanan selanjutnya, terdapat fenomena adanya suatu konfigurasi yang menunjukkan tentang bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” itu telah tumbuh mekar-bercabang secara subur. Masing-masing cabang melepaskan diri dari batang-filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.
Berkaitan dengan ilmu-ilmu, pengetahuan yang dicari dan diperoleh sering disebut dengan istilah pengetahuan ilmiah. Menurut Bahm ( 1980: 1) ada lima unsur pokok dalam suatu pengetahuan yang disebut ilmiah yaitu masalah, sikap, metode, aktivitas, kesimpulan dan pengaruh tertentu. Aristoteles menguraikan sistem berpikir ilmiah yang dikenal dengan logika. Menurut Aristoteles terdapat sepuluh kategori yang berkaitan dengan pengertian, yaitu substanti, kuantitas, kualitas, relasi, tempat, waktu, keadaan, mempunyai, berbuat, dan menderita.
Pengetahuan ilmiah merupakan pengetahuan yang sudah dipertanggung-jawabkan secara ilmiah atau diperoleh dengan metode ilmiah. Sebaliknya, pengetahuan sehari-hari yang tidak atau belum dipertanggungjawabkan secara ilmiah disebut pengetahuan pra-ilmiah (Lorens, 1996: 806). Salah satu ciri pengetahuan ilmiah adalah adanya anggapan bahwa pengetahuan ilmiah itu berlaku ilmiah. Mengeni apakah sesuatu dapat atau tidak disebut ilmiah tidak tergantung pada faktor-faktor subjektif. Bisa saja orang berbeda pendapat tentang dasar pembenaran suatu teori, tetapi hal tersebut hanya menunjukkan bahwa faktor-faktor objektif yang bersangkut paut dengan persoalan tadi tidak atau masih dapat membuahkan hasil yang tidak bermakna ganda (ambiguitas). Adanya saling pengaruh antara sifat dan kadar pengetahuan ilmiah dengan sarana-sarana untuk mencapainya mengakibatkan pergeseran-pergeseran, pengertian “ilmiah” sepanjang sejarah. Namun demikian perkembangan ilmu secara mandiri harus dapat dipertahankan.Menurut Beerling,dkk (1996: 6-7) secara spesifik ada tiga macam pengenalan dari pengetahuan yang disebut ilmiah. (1) pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang mempunyai dasar pembenaran. Setiap pengetahuan ilmiah harus punya dasar pembenaran berdasarkan pemahaman-pemahaman yang dapat dibenarkan secara apriori serta secara empiris melalui penyelidikan ilmiah yang memadai. (2) pengetahuan ilmiah bersifat sistematis. Penyelidikan ilmiah tidak membatasi diri hanya pada satu bahan saja, tapi senantiasa mencari hubungan dengan sejumlah bahan lainnya dan berusaha agar hubungan-hubungan itu merupakan suatu kebulatan. (3) pengetahuan ilmiah itu adalah bersifat inter-subjektif. Kepastian pengetahuan ilmiah tidak didasarkan atas intuisi-intuisi serta pemahaman orang perorangan yang subjektif, melainkan dijamin oleh sistemnya sendiri. Pengetahuan ilmiah haruslah sedemikian rupa sehingga dalam setiap bagiannya dan dalam bagian yang menyeluruh dapat ditanggapi oleh subjek-subjek lain. Terhadap hasil penyelidikan dimungklinkan ada kesepakatan yang bersifat inter-subjektif. Di samping apa yang sudah diuraikan di atas, menurut Sudarminta (2002: 32-44) perlu ditambahkan juga bahwa dasar-dasar pengetahuan itu tidak lepas dari peran pengalaman, ingatan, kesaksian, minat dan rasa ingin tahu, pikiran dan penalaran, logika, bahasa, dan kebutuhan hidup manusia .   
2.3                   Persamaan dan Perbedaan Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
      Persamaannya ialah kedua – duanya mencari kebenaran, timbul dari keinginan manusia untuk mengejar kebenaran untuk mengerti akan dirinya sendiri.
            Perbedaannya adalah :
·         Pengetahuan biasa ( knowledge / common sense ), tidak memandang betul –betul sebabnya. Tidak mencari rumusan yang seobjektif – objektifnya, tidak menyelidiki objeknya habis – habisan, tidak ada sintesis, tidak bermetode, dan tidak bersistem.
·         Pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan yaitu, mementingkan sebab – sebabnya, mencari rumusan yang sebaik – baiknya, menyelidiki objeknya selengkap – lengkapnya sampai habis – habisan, hendak memberikan sintesis yaitu satu pandangan yang bergandengan, bermetode dan bersistem.
·         Dalam common sense informasi tentang suatu fakta jarang disertai penjelasan tentang mengapa dan bagaimana. Common sense tidak melakukan pengujian kritis hubungan sebab-akibat antara fakta yang satu dengan fakta lain. Sedang dalam science di samping diperlukan uraian yang sistematik, juga dapat dikontrol dengan sejumlah fakta sehingga dapat dilakukan pengorganisasian dan pengklarifikasian berdasarkan prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berlaku.
·         Ilmu pengetahuan menekankan ciri sistematik.Penelitian ilmiah bertujuan untuk mendapatkan prinsip-prinsip yang mendasar dan berlaku umum tentang suatu hal. Artinya dengan berpedoman pada teori-teori yang dihasilkan dalam penelitian-penelitian terdahulu, penelitian baru bertujuan untuk menyempurnakan teori yang telah ada yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sedang common sense tidak memberikan penjelasan (eksplanasi) yang sistematis dari berbagai fakta yang terjalin. Di samping itu, dalam common sense cara pengumpulan data  bersifat subjektif, karena common sense sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan.
·         Dalam menghadapi konflik dalam kehidupan, ilmu pengetahuan menjadikan konflik sebagai pendorong untuk kemajuan ilmu pengetahuan.Ilmu pengetahuan berusaha untuk mencari, dan mengintroduksi pola-pola eksplanasi sistematik sejumlah fakta untuk mempertegas aturan-aturan. Dengan menunjukkan hubungan logis dari proposisi yang satu dengan lainnya, ilmu pengetahuan tampil mengatasi konflik.
·         Kebenaran yang diakui oleh common sense bersifat tetap, sedang kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu diusik oleh pengujian kritis. Kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu dihadapkan pada pengujian melalui observasi maupun eksperimen dan sewaktu-waktu dapat diperbaharui atau diganti.
·         Perbedaan selanjutnya terletak pada segi bahasa yang digunakan untuk memberikan penjelasan pengungkapan fakta. Istilah dalam common sense biasanya mengandung pengertian ganda dan samar-samar. Sedang ilmu pengetahuan merupakan konsep-konsep yang tajam yang harus dapat diverifikasi secara empirik.
·         Perbedaan yang mendasar terletak pada prosedur.
Ilmu pengetahuan berdasar pada metode ilmiah. Dalam ilmu pengetahuan alam (sains), metoda yang dipergunakan adalah metoda pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedang ilmu sosial dan budaya juga menggunakan metode pengamatan, wawancara, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Dalam common sense cara mendapatkan pengetahuan hanya melalui pengamatan dengan panca indera.
Kesimpulannya yang dapat ditarik sekarang, bahwa bagi manusia mempunyai kemungkinan untuk menccapai pengetahuan yang lebih sempurna daripada pengetahuan biasa, yang lebih tinggi derajatnya, yang hendak memberikan “ insight ” ( pemahaman yang mendalam ).
2.4                   Objek dan Sudut Pandang Ilmu Pengetahuan
a.       Objek atau lapangan ilmu pengetahuan itu ( apa yang dipandang )
Pada garis besarnya objek atau lapangan ilmu pengetahuan itu atas dua bagian besar yaitu kelompok ilmu pengetahuan alam dan kelompok ilmu pengetahuan manusia. Terdapat beberapa cabang ilmu pengetahuan yang berobjek material sama yaitu manusia atau tegasnya tingkah laku manusia.
Jadi yang membedakan ialah objek formal atau sudut pandangnya.
b.      Sudut Pandang
Mengapa sudut pandang ini begitu penting ?
Sesunggunya manusia itu adalah terbatas, dari berbagai barang – barang itu ia hanya dapat melihat satu sudut saja. Sebaliknya satu objek dapat dipandang dari berbagai sudut.
Objek dan sudut pandang tidak dapat dipisahkan karena merupakan suatu kesatuan.














2.5                   Pembagian Ilmu Pengetahuan
            Secara umum ilmu pengetahuan dibagi dua, yaitu ;
              
                             
Didalam Undang – undang pokok pendidikan tentang Perguruan Tinggi  Nomor. 22 Tahun 1961 di Indonesia mengklasifikaikan ilmu pengetahuan, sebagai berikut :
1.      Ilmu Agama/Kerohanian
2.      Ilmu Kebudayaan
3.      Ilmu Sosial
Ilmu Eksakta dan Teknik
2.6                   Sifat – sifat Ilmu Pengetahuan
            Menurut Prof. Drs. Harsojo, sifat – sifat ilmu sebagai berikut :
a.       Ilmu itu rasional
b.      Ilmu itu bersifat umum
c.       Ilmu itu bersifat akumulatif
d.      Ilmu itu bersifat empiris.
Ilmu dikatakan rasional, karena ilmu merupakan hasil dari proses berpikir dengan menggunakan akal, atau hasil berpikir sevara rasional.
2.7       Fungsi Ilmu Pengetahuan
            Drs. RBS. Fudyartanta dosen psikologi di Universitas Gajah Mada, menyebutkan ada 4 macam fungsi ilmu pngetahuan :
1.      Fungs deskriptf : menggambarkan, melukiskan, dan memaparkan suatu objek atau masalah sehingga mudah dipelajari oleh peneliti.
2.      Fungsi pengembangan : melanjutkan hasil penemuan yang lalu dan menemukan hasil ilmu pengetahuan yang baru.
3.      Fungsi prediksi : meramalkan kejadian – kejadian yang besar kemungkinan terjadi sehingga manusia dapat mengambil tindakan – tindakan yang perlu dalam usaha menghadapinya.
4.      Fungsi kontrol : berusaha mengendalikan peristiwa – peristiwa yang tidak dikehendaki.
Jadi fungsi ilmu pengetahuan ialah untuk kebutuhan hidup manusia didalam berbagai bidang.
2.8       Metode Ilmu Pengetahuan
            Beberapa metode ilmu pengetahuan, antara lain :
1.      Observasi
Didalam metode observasi melingkupi pengamatan idrawi ( sense perception ) seperti : melihat, mendengar, menyentuh, meraba, membawa sesuatu, juga didalamnya bahwa kita sadar, berada dalam situasi yang bermakna dengan berbagai fakta yang saling berhubungan.
Kondisi – kondisi yang sangat penting untuk diketahui dalam melakukan observasi, yaitu :
·         Indra yang normal dan sehat.
·         Kematangan mental.
·         Alat – alat bantu fisik.
·         Cara mengatur posisi, tempat  ataupun kondisi, yang memungkinkan observasi dapat dilakukan dengan cermat.
·         Pengetahuan lapangan.
2.      Trial Error
Metode trial error cenderung disebut “ learning by  doing “ daripada disebut “ learning by thingking ”, semua itu dikemukakan dalam bentuk sederhana yang mengandung refleksi. Reflective thingking ( berfikir reflektif ) disebut juga “ trial and error by ideas ”
Dalam berfikir reflektif pemecahannya deselesaikan dalam bentuk imajinasi. Dalam refleksi dan imajinasi mengecek nama yang cocok dan mana yang tidak. Trial and error dalam taraf ideologis dan imajinatif menghemat waktu, tenaga, dan seringkali dalam kehidupan itu sendiri.
3.      Metode Eksperimen
Kegiatan metode eksperimen adalah berdasarkan pada prinsip metode penemuan sebab akibat dan penyajian hipotesis. Dalam eksperimen didalamnya termasuk masalah “ manipulasi ” dan pengawasan ( kontrol ) sekalipun observasi ( pengamatan ) dan “ trial and error ” telah banyak digunakan secara luas tetapi keduanya terbatas.
4.      Metode Statistik
Metode ini yang dipakai dalam kehidupan sehari – hari, dalam perdagangan, peedaran keuangan, menghitung, mengukur, merata – ratakan, mean, median dan pengukuran – pengukuran korelasi, memungkinkan bagi kita untuk membuat penjelasan yang cermar dan membawanya kita kearah penjelasan yang lebih luas dan terperinci.
5.      Metode Sampling
Terjadinya sampling, yaitu apabila kita mengambil beberapa anggota atau bilangan tertentu dari suatu kelas atau kelompok sebagai wakil dari keseluruhan kelompok tersebut.
6.      Metode Berpikir Reflektif
Metode reflective thingking melalui enam tahap.
a)      Adanya kesadaran kepada sesuatu permasalahan.
b)      Data yang diperoleh dan relevan yang harus dikumpulkan .
c)      Data yang terorganisir.
d)     Formulasi hipotesis.
e)      Deduksi harus berasal dari hipotesis.
f)       Pembuktian kebenaran verifikasi.



















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
·         Pengetahuan (knowledge atau ilmu )adalah bagian yang esensial- aksiden manusia, karena pengetahuan adalah buah dari "berpikir ". Berpikir ( atau natiqiyyah) adalah sebagai differentia ( atau fashl) yang memisahkan manusia dari sesama genus-nya,yaitu hewan. Dan sebenarnya kehebatan manusia dan " barangkali " keunggulannya dari spesies-spesies lainnya karena pengetahuannya. Kemajuan manusia dewasa ini tidak lain karena pengetahuan yang dimilikinya.
·         Ilmu pengetahuan dibagi menjadi dua macam, yaitu :
·         Ilmu pengetahuan exact (nyata)
·         Ilmu pengetahuan abstrak (tanpa wujud)
·         Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu ( objek / lapangan ), yang merupakan kesatuan yang sistematis yang dapat dipertanggung jawabkan sebab – sebab hal/kejadian itu.
·         Persamaannya ialah kedua – duanya mencari kebenaran, timbul dari keinginan manusia untuk mengejar kebenaran untuk mengerti akan dirinya sendiri.
·         Pengetahuan biasa ( knowledge / common sense ), tidak memandang betul –betul sebabnya.
·         Perbedaan dari pengetahuan dan ilmu pengetahuan adalah :
·         Dalam common sense informasi tentang suatu fakta jarang disertai penjelasan tentang mengapa dan bagaimana. Common sense tidak melakukan pengujian kritis hubungan sebab-akibat antara fakta yang satu dengan fakta lain.
·         Ilmu pengetahuan menekankan ciri sistematik.
·         Dalam menghadapi konflik dalam kehidupan, ilmu pengetahuan menjadikan konflik sebagai pendorong untuk kemajuan ilmu pengetahuan
·         Kebenaran yang diakui oleh common sense bersifat tetap, sedang kebenaran dalam ilmu pengetahuan selalu diusik oleh pengujian kritis.
·         Perbedaan selanjutnya terletak pada segi bahasa yang digunakan untuk memberikan penjelasan pengungkapan fakta.
·         Perbedaan yang mendasar terletak pada prosedur.
·         Objek atau lapangan ilmu pengetahuan itu ( apa yang dipandang )yaitu kelompok ilmu pengetahuan alam dan kelompok ilmu pengetahuan manusia.
·         Sudut Pandangnya yaitu manusia dan benda – benda yang ada disekitanya.
·         Objek dan sudut pandang tidak dapat dipisahkan karena merupakan suatu kesatuan.
·         Pembagian ilmu pengetahuan dibedakan menjadi dua yaitu secara objek dan subjek.
·         Ilmu pengetahuan mempuyai sifat rasional, umum, akumulatif dan empiris.
·          Fungsi ilmu pengetahuan ialah untuk kebutuhan hidup manusia didalam berbagai bidang.
·         Ilmu pengetahuan mempunyai beberapa metode diantaranya :
·         Observasi,
·         Trial error,
·         Eksperimen,
·         Metode Statistik,
·         Metode Sampling,
·         Metode Reflektif







DAFTAR PUSTAKA
Meliono, Irmayanti, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI.
Anshari, Endang Saifudin.1991. Ilmu Pengetahuan dan Agama. Surabaya : PT. Bina Ilmu
Salam, Burhanuddin. 2008. Pengantar Filsafat. Jakarta : PT. Bumi Aksara


*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar