Kamis, 10 Desember 2015

PERNIKAHAN



Jika tujuan sebuah pernikahan hanyalah karena nafsu semata, Maka setiap pasangan akan sering terlibat perselisihan ketika kebutuhan nafsu mereka tak terpuaskan.

Jika tujuan sebuah pernikahan hanyalah karena kecantikan / ketampanan fisik semata, Maka setiap pasangan akan berusaha berpaling pada yang lain ketika kecantikan / ketampanan itu telah memudar.

Jika tujuan sebuah pernikahan hanyalah karena kekayaannya, Maka setiap pasangan akan berusaha meninggalkan yang lain ketika kemiskinan datang menerpa.

Jika tujuan sebuah pernikahan hanyalah untuk mendapat keturunan, Maka setiap pasangan akan mencari alasan untuk pergi menjauh ketika si buah hati tak kunjung hadir dalam keluarga mereka.

Jika tujuan sebuah pernikahan hanyalah karena punya jabatan dan pangkat yang tinggi, Maka setiap pasangan akan berusaha lari menjauh ketika secara tiba-tiba ia sudah tidak mempunyai jabatan lagi.

Jika tujuan sebuah pernikahan hanyalah karena cinta semata, Maka setiap pasangan akan dengan mudahnya berpindah pada hati yang lain dengan mengatasnamakan cinta.

Dan jika tujuan sebuah pernikahan adalah karena semata-mata dengan niat IBADAH kepada Allah untuk mengharapkan RIDHA-NYA, Maka setiap pasangan akan menemukan arti sebuah pernikahan yang sesungguhnya.

Maka tak ada apapun yang pantas dijadikan sandaran di dunia untuk tujuan sebuah pernikahan, kecuali Allah yang akan selalu menjaga hubungan cinta setiap pasangan dalam sebuah bangunan yang berikat pernikahan hakiki. Menuju sebuah masa dimana kita semua akan kembali kepada-Nya. Insya Allah.


Ada sebuah cerita tentang Arti dari sebuah pernikahan...

Suatu ketika seorang murid bertanya kepada gurunya, Guru, apakah arti cinta…? dan apa artinya pernikahan…?
Guru tersebut menjawab, Di depanmu ada sebuah taman, berjalanlah tanpa menoleh ke belakang dan carilah bunga yang paling indah, jika sudah kau dapatkan segeralah kembali.
Kemudian berjalanlah sang murid menyusuri taman tersebut, mencari dan terus mencari.
Sang guru telah menunggu cukup lama akhirnya mendapati muridnya datang dengan tangan kosong, Sang guru bertanya, Kenapa engkau tidak membawa apa-apa?
Murid tersebut menjawab, Di tengah perjalanan aku sudah menemukan sekuntum bunga yang indah namun aku berpikir di depan sana pasti masih ada yang lebih indah maka dari itu aku tidak mengambilnya dan tanpa kusadari aku telah melewati taman tersebut tanpa mendapati apa-apa.
Kemudian sang Guru berkata, Itulah arti cinta
Lalu si murid bertanya kembali, Bagaimana dengan arti pernikahan…
Kemudian sang Guru berkata, Sekarang cobalah berjalan melalui taman di belakangmu itu dan carilah kembali bunga yang paling indah di dalamnya.
Tanpa berpikir panjang si murid berjalan memasuki taman yang berhadapan dengan taman sebelumnya. Namun si murid kembali dengan cepatnya dengan membawa sekumtum bunga yang jika dilihat bunga tersebut biasa-biasa saja, kemudian diperlihatkannya bunga tersebut kepada sang Guru.
Sang Guru bertanya, Kenapa cepat sekali engkau kembali padahal aku baru melihatmu memasuki taman lalu kembali lagi ke sini dan menurutku bunga ini biasa-biasa saja tidak terlalu indah menurutku?
Murid menjawab, Aku takut kalau aku tidak akan mendapatkan bunga lagi di depan dan jika di depan sana masih banyak terdapat bunga, aku takut kalau bunga-bunga di depan sana tidak ada yang seindah bunga ini, maka dari itu aku ambil bunga ini dan lalu kembali.
Sang Guru hanya tersenyum dan berkata, “Itulah arti pernikahan…”
Selalulah berpikir bahwa pasangan kita saat ini adalah yang terbaik bagi kita. Manusia adalah makhluk yang tidak sempurna, kesempurnaan hanyalah milik Allah semata.

Pernikahan merupakan ikatan diantara dua insan yang mempunyai banyak perbedaan, baik dari segi fisik, asuhan keluarga, pergaulan, cara berfikir (mental), pendidikan dan lain hal.Dalam pandangan Islam, pernikahan merupakan ikatan yang amat suci dimana dua insan yang berlainan jenis dapat hidup bersama dengan direstui agama, kerabat, dan masyarakat.Aqad nikah dalam Islam berlangsung sangat sederhana, terdiri dari dua kalimat "ijab dan qabul". Tapi dengan dua kalimat ini telah dapat menaikkan hubungan dua makhluk Allah dari bumi yang rendah ke langit yang tinggi. Dengan dua kalimat ini berubahlah kekotoran menjadi kesucian, maksiat menjadi ibadah, maupun dosa menjadi amal sholeh. Aqad nikah bukan hanya perjanjian antara dua insan. Aqad nikah juga merupakan perjanjian antara makhluk Allah dengan Al-Khaliq. Ketika dua tangan diulurkan (antara wali nikah dengan mempelai pria), untuk mengucapkan kalimat baik itu, diatasnya ada tangan Allah SWT, "Yadullahi fawqa aydihim".Begitu sakralnya aqad nikah, sehingga Allah menyebutnya "Mitsaqon gholizho" atau perjanjian Allah yang berat. Juga seperti perjanjian Allah dengan Bani Israil dan juga Perjanjian Allah dengan para Nabi adalah perjanjian yang berat (Q.S Al-Ahzab : 7), Allah juga menyebutkan aqad nikah antara dua orang anak manusia sebagai "Mitsaqon gholizho". Karena janganlah pasangan suami istri dengan begitu mudahnya mengucapkan kata cerai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar